Ngobrolin Soft Flask

ngobrolin soft flask header bannerKali ini kita akan ngobrol tentang botol air minum yang biasa dibawa oleh pelari trail. Jenis yang akan kita obrolin adalah soft flask atau botol air yang lentur. Soft flask ada beragam bentuk. Saya hanya akan membahas sebagian saja berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan soft flask tersebut.

Kenapa soft flask ?

Botol air minum pada umumnya memang sudah cukup untuk membawa persediaan air minum selama kita lari trail. Misalnya botol air mineral yang materialnya termasuk jenis plastik keras / hard plastic. Saat air di botol sudah diminum, maka sebagian ruang botol menjadi kosong dan guncangan air saat kita lari akan menimbulkan suara yang cukup berisik. Dengan soft flask kita bisa menghilangkan ruang udara di dalam botol sehingga ketika berlari tidak menimbulkan suara berisik.

soft flask kempes

Tapi menurut pengalaman, saya lebih suka soft flask karena ketika dalam keadaan kosong, botolnya bisa dilipat sehingga tidak memakan tempat. Sedangkan botol hard plastic mau nggak mau ya sudah begitu bentuknya. Kalau airnya sudah habis, kita tidak bisa membuangnya begitu saja. Setidaknya kita harus bawa sampai ketemu tempat sampah yang benar untuk dibuang. Dari sini sudah terlihat keuntungan soft flask lainnya, yaitu ramah lingkungan karena botolnya pasti akan kita gunakan kembali untuk waktu yang lama.

–⊕–

Bentuk tipikal sebuah soft flask

Secara umum, tipikalnya sebuah soft flask itu menggunakan botol yang lentur dari bahan plastik TPU. Untuk tutupnya ada beragam jenis, tapi saya hanya akan bahas yang biasa dipakai untuk olahraga lari saja.

gambar kriteria dasar soft flask

Ukuran botolnya juga beragam, mulai dari 150 ml, 250 ml, 500 ml, 550 ml dan 600 ml. Yang terakhir disebutkan itu bisa menampung air dari satu botol air mineral ukuran sedang. Ada juga yang ukurannya lebih besar, tapi biasanya untuk keperluan hiking dan camping.

Yang akan saya bahas di bawah ini adalah beberapa jenis soft flask yang saya miliki. Jadi saya akan menceritakan berdasarkan pengalaman. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya.

–⊕–

Salomon Soft Flask Speed

Salomon Speed Flask (supaya gampang nyebutnya) adalah soft flask yang dikeluarkan berbarengan dengan vest S-Lab Salomon terbaru. Bentuknya lebih ramping dan sedikit memanjang dibanding soft flask pada umumnya.  Ia memiliki mulut botol yang besar sehingga memudahkan kalau kita mau memasukkan es batu atau serbuk minuman energi.

Ciri khasnya adalah bentuk membulat di bagian bawah dan bahannya dari TPU yang lebih keras daripada bagian badannya. Desain botol seperti ini membuat Salomon Speed Flask lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam kantong penyimpanan di dada pada vest trail. Namun, kadang bagian membulat ini dapat bergesekan dengan tulang rusuk dan menyebabkan ketidaknyamanan saat berlari.

Salomon Speed Flask ini berkapasitas 500 ml. Ketika dalam keadaan kosong, soft flask ini dapat diremas hingga ukurannya cukup kecil dan tidak begitu memakan tempat.

–⊕–

Nathan VaporKrar Belt Soft Flask

Nathan Soft Flask ini adalah bawaan dari belt seri VaporKrar. Desain soft flask ini sebetulnya agak cacat di bagian tutupnya. Susah untuk mendapatkan posisi menutup yang sempurna, jadinya lebih sering bocor. Di negara asalnya, Nathan sudah menjawab permasalahan ini dengan mengganti model yang baru.

Soft flask ini memiliki bukaan botol yang besar, sehingga mudah untuk memasukkan es batu atau serbuk minuman energi ke dalamnya. Ukuran lingkar botolnya lebih besar dari soft flask pada umumnya tapi lebih pendek.

Bentuk sisi bawahnya ada 3 lubang yang saya nggak tahu apa fungsinya. Mungkinkah untuk dikaitkan saat mengeringkan botol setelah dicuci?

Keunikan soft flask Nathan ini adalah sebuah batang plastik pipih yang diselipkan di salah satu sisi botolnya. Fungsinya adalah untuk memberikan sedikit struktur pada botol. Sehingga ketika air pada botol sudah berkurang, botolnya tetap dapat berdiri tegak. Jadi nggak seperti soft flask pada umumnya yang botolnya langsung lemas lunglai saat air baru diminum setengah.

Karena soft flask ini bawaan dari sebuah belt, maka fungsi struktur tadi menjadi kurang terasa. Sebab botol dibawa dalam posisi horizontal di belakang pinggang. Tapi fungsi batang ini menjadi sedikit terasa saat air mulai saya minum habis. Kedua ujung botol jadi menekuk dan menjepit tangan saya. Sehingga botolnya seperti menempel di tangan.

Batang plastik ini pun otomatis memberikan kekurangan pada Nathan Soft Flask karena botol jadi tidak bisa diremas kecil. Kekurangan lainnya adalah katup gigitnya mudah terpencet saat botol disimpan di belakang pinggang. Akibatnya air jadi bocor secara tak sengaja dan celana atau tas tempat kita menyimpan botol ini ikut menjadi basah.

–⊕–

Kalenji Soft Flask 500

Kalenji Soft Flask 500 ini agak kembali ke bentuk tipikal, yaitu berbadan plastik lentur dan bukaan botol berukuran kecil. Bentuknya agak pipih sehingga jika diletakkan ia akan berbaring pada salah satu dari dua sisi saja.

Soft flask ini dilengkapi dengan ring tambahan yang disematkan sebuah pull tab. Sesuai namanya, fungsinya untuk memudahkan kita untuk menarik botol dari kantong atau untuk dikaitkan ke jari saat dipegang.

Tutupnya menggunakan sistem kunci. Jadi kita bisa lebih tenang saat membawa botol di dalam belt atau pun di dalam tas. Sistem buka tutupnya sederhana, cukup putar katup gigitnya searah atau kebalikan jarum jam. Mirip sistem kunci pada botol merek Camelbak.

Saat air sudah habis dikonsumsi, Kalenji Soft Flask 500 ini cukup mudah untuk dilipat menjadi kecil. Kita bisa menyelipkan soft flask yang kosong ke dalam vest trail tanpa perlu khawatir karena ukurannya hanya memakan sedikit tempat.

Kekurangan dari Kalenji Soft Flask 500 ini adalah ukuran bukaan botol yang kecil. Sehingga harus sedikit teliti saat memasukkan air. Untuk es batu, rasanya tidak mungkin dimasukkan ke dalam botol ini. Serbuk minuman energi pun cukup sulit dimasukkan tanpa berantakan.

–⊕–

Tips memilih soft flask

  1. Beberapa merek soft flask yang bisa Anda dapatkan di Indonesia adalah Salomon (speed flask), Kalenji, Aonijie, UltrAspire, dll. Secara bahan pada dasarnya hampir sama, yaitu plastik TPU yang aman untuk konsumsi manusia / food grade.
  2. Beberapa soft flask memiliki fitur yang mungkin tidak terlihat signifikan, tapi terasa memudahkan pada saat digunakan. Misalnya merek Salomon biasanya memiliki dinding yang kasar / seperti kulit jeruk. Fungsinya agar tidak kesat saat dikeluarkan dari atau dimasukkan ke kantong soft flask pada vest trail.
  3. Sebelum membeli soft flask merek apa pun, pastikan kapasitas soft flask tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan Anda. Kadang kita hanya butuh kapasitas 250 ml jika hanya digunakan jogging di road. Untuk trail, kapasitas 500 ml lebih ideal.
  4. Jika Anda berencana menggunakan soft flask dengan belt atau vest, pastikan juga ukuran botolnya sesuai.

–⊕–

Demikian 3 macam soft flask yang saya miliki dan aktif saya gunakan saat ini. Soft flask apa yang Anda gunakan? Silahkan share pengalaman Anda di kolom komentar.

Your comments

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.