Sepatu pertama yang saya pakai untuk memulai jogging adalah sepasang Reebok. Jadi, waktu saya lihat Reebok mencoba balik ke running dengan jajaran sepatu Floatride-nya, saya jadi tertarik untuk mencoba.
Kali ini kita akan ngobrol tentang botol air minum yang biasa dibawa oleh pelari trail. Jenis yang akan kita obrolin adalah soft flask atau botol air yang lentur. Soft flask ada beragam bentuk. Saya hanya akan membahas sebagian saja berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan soft flask tersebut.
Setelah saya terpaksa memensiundinikan adidas TR8.1, saya nggak punya sepatu lari trail lagi. Memang waktu itu saya masih punya Salomon Sense Mantra, tapi untuk kondisi trail di Indonesia yang cenderung teknikal menurut saya si Mantra nggak cocok. Akhirnya pilihan saya jatuh ke New Balance Summit Unknown.
Setelah lebih dari 30 km, saya berikan pendapat berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan sepatu lari trail adidas Kanadia TR 8.1. Simak video ulasannya berikut ini.
Apakah kamu suka dengan format video seperti ini? Please kasih tanggapan kamu di kolom komentar di bawah. Terima kasih! :)
Hi! Sudah lamaaa sekali saya nggak mengisi konten di blog ini. Malah lebih banyak mengisi konten di Instagram Stories. :) Oke, saya coba cerita singkat-singkat aja tentang kenapa belum bikin konten lari lagi?
Masa pemulihan cedera ITBS pasca Tahura 2018 ternyata cukup lama, sekitar 1 bulan sebelum merasa pede untuk lari lagi. Baru juga mulai bisa lari, saya kena cedera di tumit kanan. Yang ini nyerinya parah sampai berjalan pun pincang. Penyebabnya masih misteri sampai hari ini.
Aktivias kantor yang semakin sibuk dan cuaca yang sering hujan juga nggak membantu. Frekuensi lari pun berkurang jauh. Meski kecepatan lari sudah bisa perlahan kembali, tapi kemampuan aerobik jadi berkurang sangat signifikan. Terus ketemu bulan puasa. Ya sudah, sekalian aja saya jadikan “off season”.
Saya coba manfaatkan waktu ini untuk menyiapkan channel YouTube yang sudah lama hanya rencana. Alhamdulillah, hari ini channelnya sudah saya bikin meski isinya baru 2 video saja. Saya tidak berencana membuat video review seputar lari di channel ini, melainkan lebih banyak berbagi pengalaman berlari di berbagai kesempatan saja.
Di atas ini salah satu video yang saya shoot jauh sebelum Tahura. Tadinya sih untuk materi artikel review vest Salomon. Tapi ya vest begitu2 aja sih ternyata, nggak begitu menarik untuk direview. Mungkin angle cerita videonya aja yang belum ketemu.
Kadang kala, ulasan mengenai suatu produk akan berubah setelah kita menggunakan produk tersebut untuk jangka waktu yang lama. Karena itu lah saya memutuskan untuk menuliskan kembali ulasan Kalenji Run One Plus setelah penggunaan 100+ km.
Artikel rekomendasi kali ini saya tujukan untuk Anda yang senang mendengarkan lagu favorit saat jogging. Sengaja saya pilih produk-produk dengan harga yang relatif terjangkau tapi berasal dari produsen-produsen yang terpercaya.
Sebagai orang tua, menghabiskan quality time bersama anak adalah hal yang sangat penting. Dan sebagai pelari, kita bisa mengajak anak balita kita untuk menikmati Car Free Day dari dalam stroller. Stroller seperti apa yang cocok?
Ada beberapa masalah yang sering saya alami dari menjalani hobi lari dan cukup mengganggu. Pertama adalah chaffing atau lecet di bagian badan atas. Kedua adalah panas dari terik matahari. Salah seorang teman saya menyarankan untuk memakai base layer. Wah, saya belum pernah pakai base layer. Mahal nggak ya?
Seperti halnya kendaraan di jalan raya, berlari di stadion atletik juga ada etikanya. Di luar skenario perlombaan, setiap jalur itu ada peruntukannya. Supaya mudah, saya coba gunakan analogi jalan raya.
Sebagai seorang yang suka makan, bagi saya ide menjalankan diet itu tidak menarik karena saya tidak ingin terlalu membatasi diri dalam menikmati hidup. Di sisi lain, sebagai seorang yang hobi berlari dan mencoba memraketkkan metode Maffetone, saya juga sadar bahwa tanpa diet saya bisa memperoleh personal best. Muncullah rasa penasaran, bagaimana jadinya kalau saya juga menjalankan diet dari metode ini ya?
Sudah lama saya kepingin mereview sepatu lari yang harganya terjangkau. Lalu saya dipertemukan dengan Kalenji Run One Plus (KROP). Seperti apa impresinya?
Salomon adalah merek yang identik dengan kegiatan outdoor, termasuk lari trel. Tapi mereka juga punya jajaran sepatu lari road. Salomon Sense Matra 3 ini masuk ke kategori hybrid. Seperti apa ya rasanya?
Beberapa medali saya dalam kondisi cukup mengenaskan. Saya mencoba mencari tahu bagaimana cara membersihkannya. Salah satunya adalah pakai pasta gigi. Begini ceritanya.
adidas Supernova Glide Boost 8 sudah menemani saya berlari (dan berjalan) setidaknya sejauh 700 km. Akhirnya ia pun pensiun, tapi bukan karena mileage-nya. Begini ceritanya.
Berlatih lari dengan menggunakan metode tertentu bisa berhasil bagi sebagian orang, tapi tidak bagi sebagian lainnya. Di sisi yang berhasil pun sebagian mencapai hasil yang signifikan dalam waktu yang singkat, sementara sebagian lainnya butuh waktu lebih lama. Di manakah posisi saya?
Hari Sabtu tanggal 20 Mei 2017 menjadi salah satu milestone dalam perjalanan saya menekuni hobi lari, karena saya berhasil menyelesaikan lari sejauh 50 kilometer di Kebun Raya Bogor (KRB). Begini kesan-kesan yang saya rasakan.
Event lari KRB200 tanggal 20 Mei nanti adalah milestone pertama bagi saya saya dalam mencoba jarak 50 kilometer; ultra marathon kelas pemula. Saya belum pernah lari di lingkungan KRB, tapi saya mencoba “meraba” rutenya melalui layanan online. Hasilnya? Cukup bikin saya nggak pede.
Salah satu jenis compression yang belum pernah saya coba adalah calf compression.Saya lihat banyak pelari yang menggunakannya, mulai dari pelari amatir hingga pelari elite seperti Meb Keflezighi dan Sage Canaday. Seperti apa rasanya?
Di dunia lelarian, hari Sabtu kemarin diramaikan dengan #Breaking2. Team Nike mencoba menembus rekor berlari jarak marathon di bawah 2 jam, namun sayangnya belum berhasil. Tapi bukan itu yang mau saya bahas.
Pelan-pelan saya mulai mencicil melengkapi perlengkapan yang berhubungan dengan lari trel. Salah satunya adalah alat penerang alias senter. Ada 2 kebiasaan yang saya ketahui, senter kepala (headlamp) dan senter genggam. Saya mulai dengan mencoba senter genggam dari Eiger ini.
Selama menjalankan program latihan 50K, metode MAF hanya saya jalankan mungkin sekitar 70% – 80% dari program. Tapi saat peak long run tadi pagi, saya merasakan perbedaan yang menurut saya hasil dari MAF.
Salah satu merek perlengkapan lari yang saat ini sedang booming di Indonesia yaitu Aonijie. Awalnya menyerbu dengan hydration pack dengan harga yang sangat miring untuk kelasnya. Kini ia hadir di segmen genggam / handheld. Seperti apa rasa penggunaannya?
Beberapa waktu ke belakang, salah satu forum jual beli diramaikan dengan hadirnya hydration pack / running vest murah meriah (dibanding merek papan atas). Salah satu yang baru masuk ke Indonesia adalah Naturehike DuoGi. Seperti apa sih produknya?
Masih belum bisa move on dari Reebok. Mau bahas dikit impresi di toko tadi.
Yang atas, Reebok Harmony Road. Dapet predikat Best Debut dari Runners World. Entengnya di luar dugaan. Cushioned banget di heel dan responsive di forefoot & midfoot. Solnya cukup fleksibel. Harganya tapi lumayan juga 1.699K.
Yang bawah, Reebok Cushion 3.0. Pas banget buat gw yang berkaki agak lebar. Sepatu ini juga enteng. Heel to toe drop di kaki rasanya sih lebih flat, tapi entah angka spec-nya berapa. Harga lebih murah daripada yang atas. Buat sepatu yang namanya “Cushion”, gw merasa sepatu ini lebih responsif alias ngga secushioned namanya. Untungnya solnya agak lebar, jadi lumayan ada sedikit rasa stability pas ngejejak.
Celananya Reebok juga oke menurut gw. Bahannya lembut. Bagian dalamnya ada semacam celana stretch. Harga rada mahal sih, 500K.
Sebulanan ini saya memang lagi nggak banyak bahan yang bisa dijadiin tulisan. Ada sih kaos kaki baru, tapi nanti deh saya tulis artikelnya sendiri. Kalau sekarang sih mood lagi ngedrop, padahal event KRB200 tinggal sebentar lagi. Penyebabnya banyak hal, tapi mungkin seharusnya bukan hal baru lagi buat pekerja kantoran seperti saya.
Apakah situasi Anda seperti ini? Anda bekerja sebagai karyawan dan punya penghasilan rutin setiap bulan. Jumlah penghasilan tersebut di atas kertas seharusnya sudah lebih dari cukup. Tapi tanggal tua sering datang lebih cepat. Bahkan Anda sering nggak pegang uang cash lagi di akhir bulan alias tong pes (kantong kempes). Jika situasi di atas mirip dengan yang Anda alami, mungkin artikel saya kali ini bisa menjadi solusinya.